Pahala Menjenguk Orang Sakit
Bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits Qudsi, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Hai Anak Cucu Adam, Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku”. Kemudian Anak Cucu Adam merespons, “Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?”
Allah menjawab, “Apakah engkau tidak mengetahui, sesungguhnya ada hamba-Ku si fulan sedang sakit tetapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau menjenguknya Aku pun berada di sisinya.” (HR. Muslim). Inilah pahala menjenguk orang sakit, bertemu dengan Allah SWT di sisinya.
Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam Irsyad al-Ibad, Allah SWT hadir bersama orang sakit yang terus ingat kepada-Nya. Dalam hadits ini, makna, “Aku pun berada di sisinya.” adalah siapa saja yang menjenguk orang sakit akan mendapatkan pahala dari Allah SWT yang tidak bertepi, saking banyak dan luasnya.
Secara psikologis, siapa saja yang sakit lalu dijenguk, maka dia merasa ada yang menemani sehingga muncul rasa senang. Bagi orang sakit, senang membuat tenang. Secara medis, yang membantu proses penyembuhan dari dalam adalah rasa tenang. Maka pantaslah, bagi orang yang meluangkan waktu menjenguk orang sakit berpahala besar.
Bagi orang sakit, sakit adalah ujian. Nabi SAW menegaskan, “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridha, maka Allah akan meridhainya dan barangsiapa yang murka, maka Allah murka kepadanya.” (HR. Turmudzi).
Betapa indahnya ajaran agama kita. Menjenguk orang sakit berpahala besar, sedangkan bagi orang sakit juga dijanjikan pahala besar asal ia bersabar. Maka pantaslah dikatakan orang sakit adalah ladang amal buat orang sehat. Insya Allah orang sehat akan jadi kian sehat dengan menjenguk orang sakit, selain akan masuk surga.
Nabi SAW memberi ilustrasi, “Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras.” Sungguh, siapa yang tidak ingin memetik buah-buahan di surga?
Tak hanya itu, Nabi SAW melanjutkan, “Apabila ia menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga sore hari. Apabila ia menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga besok pagi hari.” (HR. Ibnu Majah).
Bagi kita, menjenguk orang sakit sejatinya kita sedang mengumpulkan “saksi-saksi Allah SWT di muka bumi”. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang menjenguk orang sakit, maka ada seorang yang berseru dari langit, “Kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan kamu berhak menempati satu tempat di surge.” (HR. Turmudzi).
Namun ada satu pesan Nabi SAW yang hendaknya harus selalu diingat pada saat menjenguk orang sakit, yakni mendoakannya. Nabi SAW mengajarkan doa ini, “Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” (HR. Abu Daud). Doa ini sangat komunikatif dan berkorespondensi dengan orang yang kita jenguk.
Bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits Qudsi, “Sesungguhnya Allah berfirman, “Hai Anak Cucu Adam, Aku sakit tetapi kamu tidak menjenguk-Ku”. Kemudian Anak Cucu Adam merespons, “Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?”
Allah menjawab, “Apakah engkau tidak mengetahui, sesungguhnya ada hamba-Ku si fulan sedang sakit tetapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu sesungguhnya ketika engkau menjenguknya Aku pun berada di sisinya.” (HR. Muslim). Inilah pahala menjenguk orang sakit, bertemu dengan Allah SWT di sisinya.
Menurut Syaikh Zainuddin al-Malibari dalam Irsyad al-Ibad, Allah SWT hadir bersama orang sakit yang terus ingat kepada-Nya. Dalam hadits ini, makna, “Aku pun berada di sisinya.” adalah siapa saja yang menjenguk orang sakit akan mendapatkan pahala dari Allah SWT yang tidak bertepi, saking banyak dan luasnya.
Secara psikologis, siapa saja yang sakit lalu dijenguk, maka dia merasa ada yang menemani sehingga muncul rasa senang. Bagi orang sakit, senang membuat tenang. Secara medis, yang membantu proses penyembuhan dari dalam adalah rasa tenang. Maka pantaslah, bagi orang yang meluangkan waktu menjenguk orang sakit berpahala besar.
Bagi orang sakit, sakit adalah ujian. Nabi SAW menegaskan, “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barangsiapa yang ridha, maka Allah akan meridhainya dan barangsiapa yang murka, maka Allah murka kepadanya.” (HR. Turmudzi).
Betapa indahnya ajaran agama kita. Menjenguk orang sakit berpahala besar, sedangkan bagi orang sakit juga dijanjikan pahala besar asal ia bersabar. Maka pantaslah dikatakan orang sakit adalah ladang amal buat orang sehat. Insya Allah orang sehat akan jadi kian sehat dengan menjenguk orang sakit, selain akan masuk surga.
Nabi SAW memberi ilustrasi, “Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras.” Sungguh, siapa yang tidak ingin memetik buah-buahan di surga?
Tak hanya itu, Nabi SAW melanjutkan, “Apabila ia menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar mendapat rahmat hingga sore hari. Apabila ia menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga besok pagi hari.” (HR. Ibnu Majah).
Bagi kita, menjenguk orang sakit sejatinya kita sedang mengumpulkan “saksi-saksi Allah SWT di muka bumi”. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang menjenguk orang sakit, maka ada seorang yang berseru dari langit, “Kamu adalah orang baik, dan langkahmu juga baik dan kamu berhak menempati satu tempat di surge.” (HR. Turmudzi).
Namun ada satu pesan Nabi SAW yang hendaknya harus selalu diingat pada saat menjenguk orang sakit, yakni mendoakannya. Nabi SAW mengajarkan doa ini, “Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.” (HR. Abu Daud). Doa ini sangat komunikatif dan berkorespondensi dengan orang yang kita jenguk.
No comments:
Post a Comment